14 Maret 2025
TikTok baru saja mengumumkan pembangunan pusat data (data center) di Thailand, meskipun jumlah pengguna terbesar di Asia Tenggara justru berasal dari Indonesia. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengenai alasan di balik pemilihan lokasi tersebut, terutama dalam kaitannya dengan regulasi, infrastruktur, dan strategi bisnis perusahaan.
Alasan Pemilihan Thailand
TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance, memilih Thailand sebagai lokasi data center dengan berbagai pertimbangan strategis. Salah satu faktor utama adalah stabilitas regulasi di Thailand yang dianggap lebih kondusif bagi investasi asing. Pemerintah Thailand memberikan dukungan terhadap pengembangan infrastruktur digital, termasuk penyediaan insentif bagi perusahaan teknologi yang ingin berinvestasi di negara tersebut.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur teknologi di Thailand juga menjadi alasan penting. Negara ini memiliki fasilitas pusat data yang berkembang pesat dengan konektivitas internet yang stabil dan sumber daya energi yang mendukung operasional pusat data berskala besar. Faktor keamanan data juga turut menjadi pertimbangan, mengingat kebijakan lokal yang lebih fleksibel dibandingkan beberapa negara lain di kawasan.
Dampak bagi Indonesia
Keputusan TikTok untuk membangun pusat data di Thailand tentu menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya bagi Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar di Asia Tenggara, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi pusat data bagi perusahaan teknologi global. Namun, regulasi terkait perlindungan data dan kebijakan investasi asing di Indonesia sering kali dianggap lebih kompleks, sehingga bisa menjadi tantangan bagi perusahaan seperti TikTok.
Meskipun pusat data berada di Thailand, layanan TikTok di Indonesia dipastikan tetap berjalan normal. Namun, absennya pusat data di Indonesia bisa berdampak pada kecepatan akses dan kebijakan perlindungan data bagi pengguna lokal. Ke depan, Indonesia perlu mempertimbangkan kebijakan yang lebih ramah investasi untuk menarik perusahaan global agar berinvestasi di dalam negeri.
Kesimpulan
TikTok memilih Thailand sebagai lokasi pembangunan pusat data karena pertimbangan regulasi, infrastruktur, dan keamanan data yang lebih stabil. Meskipun Indonesia memiliki jumlah pengguna lebih besar, kompleksitas regulasi menjadi tantangan bagi investasi semacam ini. Keputusan ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu terus berbenah dalam menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik bagi perusahaan teknologi global.