18 Maret 2025
Huawei menghadapi tantangan baru dalam bisnis laptopnya setelah laporan terbaru menyebutkan bahwa perusahaan asal Tiongkok itu berpotensi kehilangan akses ke sistem operasi Windows mulai bulan depan. Hal ini terjadi akibat kebijakan pembatasan yang diberlakukan terhadap Huawei oleh pihak berwenang di Amerika Serikat, yang berimbas pada kerja sama mereka dengan Microsoft.
Dampak dari Ketegangan dengan AS
Sejak beberapa tahun terakhir, Huawei telah masuk dalam daftar hitam perdagangan AS, yang membatasi aksesnya terhadap teknologi buatan perusahaan Amerika. Jika aturan ini semakin diperketat, Huawei mungkin tidak dapat lagi memperoleh lisensi resmi untuk menggunakan Windows pada perangkat laptopnya.
Situasi ini akan berdampak signifikan bagi bisnis laptop Huawei, yang selama ini mengandalkan sistem operasi Windows untuk bersaing di pasar global. Tanpa lisensi resmi, Huawei harus mencari alternatif lain untuk tetap bisa menjual produk mereka di luar Tiongkok.
Alternatif yang Mungkin Ditempuh Huawei
Menghadapi kemungkinan kehilangan Windows, Huawei bisa beralih sepenuhnya ke sistem operasi buatannya sendiri, HarmonyOS. Meski sistem ini sudah diterapkan di perangkat mobile dan tablet, masih belum jelas apakah HarmonyOS siap menjadi pengganti Windows untuk kebutuhan pengguna laptop secara luas.
Selain itu, Huawei juga dapat mempertimbangkan penggunaan sistem operasi berbasis Linux, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa produsen lain yang mengalami kendala serupa. Namun, peralihan ke OS baru tentu memerlukan waktu dan adaptasi bagi pengguna yang telah terbiasa dengan ekosistem Windows.
Kesimpulan
Huawei berpotensi kehilangan akses ke sistem operasi Windows akibat kebijakan perdagangan yang semakin ketat. Jika hal ini benar-benar terjadi, perusahaan harus mencari alternatif lain untuk mempertahankan bisnis laptopnya. Dengan HarmonyOS dan sistem berbasis Linux sebagai opsi utama, Huawei menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saingnya di pasar global.