26 Januari 2025
Ary Ginanjar, tokoh pengembangan sumber daya manusia, bersama Wali Kota Bogor, Bima Arya, membahas pentingnya kesiapan menghadapi “Gig Era” dalam sebuah seminar nasional yang digelar di Bogor. Dalam era ini, pola kerja tradisional mulai bergeser ke arah kerja fleksibel yang berbasis proyek, yang menuntut individu untuk memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada generasi muda tentang bagaimana menghadapi tantangan dan peluang di era gig economy, terutama di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Gig Era dan Tantangannya
Ary Ginanjar menjelaskan bahwa Gig Era merupakan transformasi besar dalam dunia kerja yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan perubahan pola pikir generasi muda. Pola kerja tidak lagi hanya bergantung pada pekerjaan tetap, tetapi lebih fleksibel dengan sistem berbasis proyek atau freelance.
“Di era gig economy, kemampuan adaptasi dan inovasi menjadi kunci utama. Mereka yang bisa beradaptasi dengan cepat akan lebih mudah bertahan dan berkembang,” ujar Ary. Ia juga menekankan pentingnya soft skills seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kemampuan kerja tim, yang semakin dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
Penguasaan Teknologi adalah Kunci
Dalam kesempatan yang sama, Bima Arya mengingatkan bahwa penguasaan teknologi adalah aspek penting untuk menghadapi Gig Era. Menurutnya, teknologi tidak hanya menciptakan peluang baru tetapi juga memberikan tantangan berupa persaingan yang semakin ketat.
“Kita tidak bisa menghindari perkembangan teknologi. Sebaliknya, kita harus menguasainya agar tidak tertinggal. Generasi muda harus memanfaatkan teknologi untuk berinovasi dan menciptakan peluang, bukan hanya menjadi pengguna,” ujar Bima Arya.
Ia juga menyebut bahwa pemerintah kota Bogor terus berupaya menyediakan fasilitas dan pelatihan yang mendukung pengembangan keterampilan berbasis teknologi untuk masyarakat, termasuk pelatihan digital marketing, coding, dan penggunaan platform freelance.
Peluang di Gig Economy
Ary Ginanjar dan Bima Arya sepakat bahwa Gig Era membuka peluang besar, terutama bagi generasi muda yang memiliki keterampilan digital. Dengan platform kerja seperti Upwork, Fiverr, dan marketplace freelance lainnya, individu dapat menawarkan jasa mereka ke pasar global tanpa batas geografis.
Namun, Ary juga mengingatkan bahwa kompetisi di dunia kerja fleksibel ini cukup ketat. Oleh karena itu, generasi muda harus terus meningkatkan keterampilan dan membangun portofolio yang kuat. “Di era ini, rekam jejak lebih penting daripada ijazah. Portofolio yang menunjukkan hasil kerja nyata akan menjadi daya tarik utama bagi klien atau pemberi kerja,” tambah Ary.
Pendidikan dan Kebijakan Pendukung
Bima Arya menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung masyarakat menghadapi Gig Era, terutama melalui pendidikan yang relevan. Ia mengungkapkan bahwa kurikulum pendidikan harus disesuaikan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia kerja modern.
“Pemerintah harus bergerak cepat menyesuaikan kebijakan pendidikan dengan kebutuhan zaman. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan pola pendidikan konvensional. Pendidikan berbasis teknologi dan keterampilan praktis harus menjadi prioritas,” jelas Bima.
Reaksi Positif dari Peserta
Seminar ini mendapat sambutan positif dari para peserta, terutama generasi muda yang merasa seminar tersebut memberikan wawasan baru tentang dunia kerja masa depan. Banyak yang terinspirasi untuk mulai mempersiapkan diri dengan belajar keterampilan baru dan memanfaatkan teknologi.
“Setelah mendengar paparan dari Pak Ary dan Pak Bima, saya jadi lebih paham pentingnya penguasaan teknologi dan soft skills untuk menghadapi dunia kerja yang terus berubah,” ujar salah satu peserta.
Penutup
Paparan Ary Ginanjar dan Bima Arya dalam seminar ini menjadi pengingat bahwa Gig Era adalah kenyataan yang harus dihadapi dengan kesiapan dan keterampilan yang tepat. Dengan penguasaan teknologi dan inovasi, generasi muda dapat memanfaatkan peluang besar yang ditawarkan era ini untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah.